MACD merupakan salah satu strategi dasar yang menggunakan pendekatan teknikal. Sampai saat ini, banyak trader yang menggunakan strategi itu (dengan beberapa penyesuaian). Mereka memakai strategi tersebut karena kesederhanaannya.
MACD menunjukkan kapan anda harus mengambil posisi jual/posisi beli. Secara sederhana, posisi jual terlihat apabila posisi moving average dengan periode yang lebih pendek bersinggungan dan berada di atas moving average dengan periode lebih panjang.
Demikian juga, posisi beli terlihat apabila posisi moving average dengan periode lebih panjang. Moving average merupakan lagging indikator karena didasarkan pada pergerakan harga rata-rata. Oleh karena itu, untuk mendapatkan suatu strategi yang baik, tidak boleh jika hanya mengandalkan moving average saja tetapi harus bisa mencakup 4 kriteria yaitu trend, momentum, market strength, volatility. MACD dapat memberi petunjuk akan Trend dan Market Strenght melalui sudut kemiringan/keterjalan kurva yang terbentuk. Semakin terjal (kurva naik/turun) menunjukkan semakin kuatnya pasar pada saat tersebut.
Namun demikian, MACD tidak dapat memberikan petunjuk mengenai kriteria momentum dan volatile. Oleh karena itu, dibutuhkan koordinasi dengan indikator lain, baik yang bersifat leading (mendahului) maupun lagging (terkemudian) agar tercipta suatu strategi yang bisa memenuhi 4 kriteria di atas.